REVIEW FILM EVEREST
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Film merupakan karya
seni berupa rangkaian gambar hidup yang diputar sehingga menghasilkan sebuah
ilusi gambar bergerak yang disajikan sebagai bentuk hiburan. Ilusi dari
rangkaian gambar tersebut menghasilkan gerakan kontinyu berupa video. Film
sering disebut juga sebagai movie atau moving picture. Film merupakan bentuk
seni modern dan populer yang dibuat untuk kepentingan bisnis dan hiburan.
Pembuatan film kini sudah menjadi sebuah industri populer di seluruh dunia,
dimana film film layar lebar selalu dinantikan kehadirannya di bioskop bioskop.
Film everest merupakan
film yang diangkat dari buku Into Thin Air yang ditulis oleh
jurnalis Jon Krakauer, film ini juga Kisah yang nyata tahun
1996, dimana saat itu Everest menjadi saksi tewasnya 8 pendaki di pegunungan
Himalaya, Nepal.
1.2 Rumusan masalah
1. Siapa saja tokoh
yang berperan dalam film everest?
2. Bagaimana perjuangan
rob dan kawan-kawan untuk mencapai puncak gunung?
3. Bagaimana tanggung
jawab rob kepada kawan-kawan untuk mencapai puncak gunung?
4. Teori apa saja yang
termasuk dalam film everest?
1.3 Tujuan
Dapat memahami dan
mempelajari tentang perjuangan seseorang untuk mencapai puncak gunung,
kerjasama dan kesetiakawanan dalam melewati rintangan dan kesetiaan istri
terhadap suami.
BAB II
PEMBAHASAN
Film ini diangkat
berdasarkan kisah nyata pada 10 Mei 1996. Kisah ini adalah salah satu tragedi
terbesar dalam sejarah pendakian puncak Everest. Kisah yang menelan 12 pendaki
tewas diterjang badai salju.
Film Everest juga
seperti berniat membuat rekonstruksi ulang sekaligus pemeriksaan terhadap
penyebab tragedi 1996 yang menjadi poin utama film ini. Cuaca ekstrem, kondisi
beberapa peserta, dan membludaknya jumlah pendaki yang berimbas pada manajemen
jalur pendakian dan perlengkapannya, ditekankan sebagai penyebab utama dari
tewasnya sejumlah pendaki saat itu. Puncak Everest di Pegunungan Himalaya
mempunyai pesona yang sangat mengagumkan sehingga banyak pendaki amatir hingga
profesional mempertaruhkan jiwa dan raga bahkan nyawa untuk bisa berada di
puncak tertinggi di 8.848 meter di atas permukaan laut.
Rob Hall (Jason Clarke)
adalah seorang pendaki profesional yang menjadi pemandu ekspedisi puncak
Everest dibawah naungan Adventure Consultans. Ia membuka peluang bagi siapa
saja yang ingin mendaki puncak tertinggi di dunia.
Bersama tim yang telah
mengenal Everest, Mike Groom (Thomas M. Wright), Ang Dorjee (Ang Phula Sherpa),
dan Andy "Harold" Harris (Martin Henderson), Rob membawa klien menuju
puncak tertinggi.
Kliennya pun dari
berbagai macam profesi mereka adalah Beck Weathers (Josh Brolin), Doug Hansen
(John Hawkes), Lou Kasischke (Mark Derwin), Frank Fischbeck (Todd Boyce), Jon
Krakauer (Michael Kelly), Yasuko Namba (Naoko Mori), John Taske (Tim Dantay),
dan Stuart Hutchison (Demetri Goritsas).
Semua persiapan telah
dirampungkan. Cuaca yang cerah dan persiapan yang matang mereka yakin akan
berada di puncak tertinggi pada 10 Mei 1996. Pendakian pun dilakukan, halangan
dan rintangan bisa dilewati dengan kerjasama dan kesetiakawanan yang erat.
Pendakian dimulai dari
Katmandu dan disini kita bisa melihat sekilas dan kebudayaan dan kehidupan
masyarakat Nepal. Sebelum mendaki, para pendaki harus di-aklimatisasi terlebih
dahulu selama beberapa minggu agar bisa beradaptasi dengan cuaca ekstrim di
ketinggian 8.000+ meter di atas permukaan laut, yang bisa menyebabkan
hipotermia dan kerusakan organ parah.
Adventure Consultant
bukanlah satu-satunya guide komersil disana. Ada banyakguide lain
yang ikut tahun ini yang mengakibatkan pendakian kali ini menjadi pendakian
teramai. Dua grup yang paling mencolok dipimpin oleh Scott Fischer (Jake
Gyllenhaal) dari Amerika dan Anatoli Boukreev (Ingvar Sigordson) dari Rusia
yang punya hubungan yang tak terlalu baik dengan Rob.
Rob sadar udara yang
cerah, membuat seluruh pendaki dari mancanegara ingin berada di atas pada 10
Mei. Hal ini membuatnya bekerjasama dengan rombongan Scott Fiscer (Jake
Gyllenhaal) dari tim Mountain Madness. Dua leader pendaki ini
bekerjasama untuk membawa rombongannya naik ke puncak dengan cara dan pola yang
berbeda. Untuk melewati maut, leader yang terkenal di Everest ini
keduanya saling bergotong royong dan saling percaya.
Rob berhasil membawa
rombongannya ke atas puncak kecuali Beck Weathers yang tertinggal karena
masalah penglihatan. Berbeda dengan Rob, Scott tidak mampu melewati halangan di
berbagi jalur yang ada. Beberapa rombongan ada yang sampai ke puncak namun
Scott sendiri terjebak di jalur sempit.
Petualangan berubah menjadi
tragedi. Bukan hanya karena perubahan cuaca namun juga dikarenakan human
error seperti kurangnya tabung oksigen atau tali pengaman yang putus, yang
tidak begitu dijelaskan.
Rob dan Doug harus
melewati jalur yang sulit. Kesulitan semakin menjadi jadi saat fisik mereka
melemah sedangkan badai mulai datang. Oksigen yang menipis membuat konsentrasi
mereka memudar. Berbagai penyakit dalam cuaca dingin pun mereka rasakan. Saat
menapaki jalur setapak, Doug tiba-tiba menghilang. Perjuangan Rob mengantarkan Doug
tidak terbayar, karena sahabatnya lebih memilih menjatuhkan diri untuk
meringankan beban Rob menuju basecamp.
Rob sendirian. Basecamp selaku
pusat komando mencari keberadaan sang pemimpin. Adventure Consultans tak ingin
sang pemimpin meninggal di atas puncak. Adventure Consultans menghubungi istri
Rob. Di momen ini, Rob memberi nama anak perempuannya Sarah lewat sambungan
radio.
Everest lebih
banyak menunjukan tentang drama ketimbang action. Perbincangan Rob dengan basecamp selaku
pusat komando dan sang istri lebih kuat ketimbang aksi mereka ketika mendaki
atau turun.
Analisis film
sesuai teori menurut kelompok:
Menurut kelompok kami,
sikap Rob sebagai leader berhubungan dengan beberapa teori kepemimpinan, yaitu:
1. Ralph M. Stogdill dalam Sutarto (1998) memberikan
pengertian kepemimpinan sebagai suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan
sekelompok orang yang terorganisasi dalam usaha mereka menetapkan dan mencapai
tujuan.
2. Menurut Hemphill and Coons (1957) bahwa
kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin
aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang akan dicapai bersama.
3. Menurut Janda (1960) kepemimpinan adalah suatu
jenis hubungan kekeuasaan yang ditandai oleh persepsi anggota kelompok bahwa
anggota kelompok yang lain mempunyai hak untuk merumuskan pola perilaku dari
anggota yang pertama dalam hubungannya dengan kegiatannya sebagai anggota
kelompok.
4. Menurut Rauch and Behling (1984) menyatakan bahwa
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok
yang diorganisasikan kearah pencapaian tujuan.
5. Menurut Jacobs and Jacques (1990) kepemimpinan
adalah interaksi antarmanusia dimana salah satunya menyajikan suatu jenis
informasi tertentu sedemikian rupa sehingga yang lain yakin bahwa hasilnya akan
lebih baik jika ia berperilaku sesuai dengan cara-cara yang dianjurkan atau
diharapkan.
6. Sedangkan Sutarto (1998) mendefinisikan
kepemimpian sebagai rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi
perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sikap Rob di film ini
sebagai pemimpin menurut kelompok kami sudah cukup baik. Rob bertanggung jawab
atas keselamatan anggotanya dan bertanggung jawab atas tujuan yang ingin
dicapai. Rob mampu menjadi sosok leader yang mengayomi dan tak
pantang menyerah. Sementara itu sosok Scott Fischer memang punya andil dalam
pendakian ini
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam film ini kita bisa
memgetahui bagaimana cara mendaki gunung dengan baik dan benar. Dan mempersiapkan
persiapan yang matang dan perlengkapan mendaki yang sesuai. Film ini berisi
makna bagaimana seorang pemimpin yang bertanggung jawab atas anggota –
anggotanya. Selain itu juga kita bisa melihat keindahan pergunungan hmalaya dan
gunung everst.
DAFTAR PUSTAKA
Sutikno, S. M. (2014). Pemimpin
dan Kepemimpinan. Lombok : Holistica
Ali, E. M. (2013). Kepemimpinan
Integratif Dalam Konteks Good Governance. Jakarta : PT. Multicerdas Publishing
No comments:
Post a Comment